
1. Ketegangan Militer dan Keamanan
- Insiden dekat pesawat militer terjadi ketika jet tempur China JH‑7 mendekati foto pengintai YS‑11EB milik Jepang hingga hanya 30 meter di Laut Cina Timur pada 9–10 Juli 2025. Jepang menyampaikan protes keras dan mendesak agar tindakan serupa dihentikan demi menghindari potensi kecelakaan fatal aeronewsjournal.com+2AP News+2AP News+2.
- Sebelumnya, dua kapal induk China – Liaoning dan Shandong – terlihat beroperasi simultan di Laut Pasifik, bahkan berpatroli dekat Pulau Minamitorishima dalam zona ekonomi eksklusif Jepang. Tokyo melihat ini sebagai tanda ambisi militer Beijing yang semakin maju Reuters.
2. Pendekatan Diplomatik Terkini
- Pemerintahan Perdana Menteri Shigeru Ishiba telah melanjutkan kebijakan pragmatis, mencari keseimbangan antara menjaga aliansi dengan AS dan memperbaiki hubungan dengan China. Jepang terbuka untuk menggelar kunjungan kenegaraan yang ditunda akibat COVID-19 dan menjaga dialog ekonomi level tinggi untuk membangun kembali kepercayaan Financial Times.
- Pada 22 Maret 2025 digelar China‑Japan High-Level Economic Dialogue di Tokyo, menegaskan komitmen kedua negara untuk memperdalam kerjasama ekonomi dan investasi—total nilai perdagangan bilateral tetap stabil di kisaran USD 300 miliar per tahun selama 15 tahun terakhir East Asia Forum+2fmprc.gov.cn+2Wikipedia+2.
3. Ekonomi dan Kerjasama Bisnis
- China tetap menjadi mitra dagang terbesar Jepang, dengan investasi dua arah mencapai hampir USD 140 miliar. Kedua negara menjalin kerjasama di bidang ekonomi hijau, energi, dan layanan kesehatan, diiringi penekanan Jepang agar China memastikan kondisi bisnis yang transparan dan adil bagi perusahaan Jepang mofa.go.jp.
- Kedekatan mereka juga tercermin dari agenda budaya regional: Tahun 2025–2026 ditetapkan sebagai Tahun Pertukaran Budaya China-Jepang-Korea, menandai peningkatan interaksi antar masyarakat .
4. Pengaruh Eksternal & Aliansi Regional
- Sementara Jepang mengimbangi diplomasi dengan China, tekanan dari AS terhadap negara-negara sekutu makin intens menjelang potensi konflik seputar Taiwan. Jepang didorong untuk memperjelas peran militer jika terjadi serangan, walau kebijakan AS tentang Taiwan masih mengadopsi “strategic ambiguity” AP News+5Financial Times+5Reuters+5.
- Jepang juga mulai memperkuat pertahanan militernya secara mandiri—seperti penempatan armada V‑22 Osprey di Camp Saga, yang dijadwalkan lengkap pada Agustus 2025—untuk memperkuat respons cepat terhadap perkembangan keamanan regional.
Ringkasan Komparatif
Dimensi | China | Jepang |
---|---|---|
Militer | Agresif memperluas jangkauan militer laut & udara | Memantau ketat, protes diplomatis atas insiden dekat pesawat |
Diplomasi | Menjalin dialog ekonomi dan kerjasama budaya | Menyeimbangkan AS dan China dengan diplomasi hati-hati |
Ekonomi | Dominasi global di teknologi & produksi industri (Made in China 2025 sukses di bidang EV, energi, UAV) Wikipedia | Perdagangan bilateral stabil di USD 300 miliar/tahun, fokus investasi hijau & kesehatan |
Aliansi & Kebijakan Eksternal | Tekanan dari AS & negara tetangga akibat manuver militer | Dekat dengan AS, namun tetap menjaga otonomi kebijakan luar negeri |
✅ Kesimpulan
Hubungan China–Jepang saat ini sangat komplek: berada di bawah ketegangan militer yang nyata sekaligus dibingkai oleh diplomasi pragmatis dan kolaborasi ekonomi intens. Jepang bergerak dengan hati-hati, menjaga kesetiaan pada aliansi dengan AS sambil membangun kembali hubungan konstruktif dengan China. Di balik ketegangan udara dan laut, kedua negara tetap mengupayakan stabilitas, keseimbangan, dan kepentingan ekonomi bersama.